Geliat Gudang Lelang, Sumber Mata Pencaharian Berbasis Perikanan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sutomo bilang rutin membayar uang salar Rp5.000 per lapak. Salar sebutnya akan digunakan untuk kebersihan dan sejumlah kebutuhan. Pengelolaan pasar Gudang Lelang sebutnya berada pada koperasi.
Selain pedagang ikan, sebagian warga memiliki kios sekaligus tempat tinggal. Ikan asin, ikan giling dan sejumlah kebutuhan berkaitan dengan perikanan disiapkan.
Anisah, salah satu pemilik kios menyebut menyediakan ikan giling. Berbagai jenis ikan giling baji baji, kuniran, tenggiri dan jolot disediakan. Keuntungan menjual ikan giling sebutnya mencapai Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
Selain itu ia menjual alat pemanggang ikan, styrofoam penyimpan ikan segar. Menjual arang batok kelapa, penjepit ikan juga melengkapi isi kiosnya.
“Peluang usaha berkaitan dengan sektor perikanan sangat terbuka lebar, usaha ini merupakan warisan keluarga,” ulasnya.
Anisah menyebut penjualan ikan giling, sejumlah peralatan berkaitan dengan ikan menjanjikan. Selama nelayan masih melaut ia bisa berjualan ikan giling.
Geliat Gudang Lelang bahkan sebagian masih berlangsung hingga malam. Sebab sebagian nelayan sandar di dermaga hingga malam. Meski sebagian nelayan berangkat melaut, sebagian ada yang mendarat membawa hasil tangkapan.
Herdiansah, pedagang masker serta sejumlah alat seperti pisau, gunting menangkap peluang berjualan di sekitar Gudang Lelang. Berkeliling ke sejumlah pedagang ikan sebutnya menjadi sumber penghasilan.
