Seni Khas Betawi Tanjidor Masih Lestari di Bekasi
Editor: Koko Triarko
BEKASI – Sanggar Tanjidor Sumber Asih, Kampung Kelapa Dua, RT 009/08 Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, menjadi generasi terakhir perawat tradisi Betawi Tanjdior di tengah gempuran modernisasi.
Bagi Boing, Tanjidor bukan sekadar budaya kesenian Betawi, tetapi menjadi warisan leluhur yang dijaga secara turun temurun dalam keluarganya.
Menurutnya, ada nilai spritualitas dalam Tanjidor dan hal itu ditampungnya ketika akan manggung di tempat tertentu sebagai pimpinan Tanjidor.
“Sanggar Sumber Asih menjadi satu-satunya pelestari kesenian Betawi Tanjidor di Kota Bekasi ini. Kami sudah turun temurun, ini kalau tidak dijaga, ya bisa punah,” ungkap Bang Boing kepada Cendana News, Minggu (15/8/2021).

Seni Tanjidor adalah kesenian tradisional khas Betawi dengan menggunakan beberapa alat musik yang dimainkan secara berkelompok, sehingga menghasilkan nada yang harmonis sesuai dengan gubahan.
Adapun alat musiknya lebih menonjol seperti terompet ukuran besar, klarinet, trombone, piston, saxofon, gong, dan simbal.
Menurut Bang Boing, Seni Tanjidor biasanya dimainkan oleh 7 sampai 10 orang pemain. Bahkan ketika main di panggung, bisa lebih dari sepuluh pemain dan vokal biasanya disebut dengan sinden atau istilah Betawinya sebagai Juru Kawi.
“Tanjidor oleh masyarakat Betawi biasa dipakai untuk ngarak pengantin atau peresmian jemput tamu. Tapi, biasanya langsung main di panggung mirip seni Jaipongan begitu, dan Seni Tanjidor juga orang bisa request lagu dan bisa berubah seperti jaipongan,” ungkap Bang Boing.