Permintaan Plasma Konvalesen di Bali Masih Tinggi
DENPASAR – Hingga Minggu (21/8/2021), permintaan terapi dengan plasma konvalesen di Bali masih tinggi. Hal itu mengikuti perkembangan jumlah kasus COVID-19.
“Permintaan di Bali masih kategori tinggi, karena jumlah kasus saat ini kan masih tinggi. Kalau kemarin, kasus sempat ratusan sampai di angka seribu lebih. Permintaan ini masih berjalan sebagai tambahan pengobatan COVID-19,” kata Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali, dr I Gede Wiryana Patra Jaya, saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Minggu (21/8/2021).
Terapi plasma konvalesen, diberikan berdasarkan pertimbangan dari dokter, terkait yang mengetahui langsung kondisi pasien tersebut. Seperti bulan lalu, permintaan untuk plasma konvalesen ada sekira 370 kantong, dan sudah terealisasi. Lalu, saat ini yang tersedia ada 30 kantong plasma konvalesen.
“Terkadang ada masyarakat yang punya pemikiran kalau ada keluarga kena COVID-19 lalu minta untuk diberikan plasma konvalesen. Tapi ketentuan itu ditentukan dari dokter dan pertimbangan itu datangnya dari pertimbangan medis bukan sekedar karena permintaan pasien,” katanya.
Hingga saat ini, terapi penyembuhan COVID-19 di Bali dengan plasma konvalesen masih diterapkan. Plasma tersebut sebagai obat alternatif, untuk pasien COVID kategori berat. Jumlah pengiriman plasma konvalesen ke setiap rumah sakit berbeda-beda, mengikuti perkembangan tren kasus yang terjadi di rumah sakit tersebut.
Selain itu, penerapan plasma konvalesen secara nasional sifatnya jaringan. Jika salah satu provinsi membutuhkan plasma konvalesen, maka provinsi lain juga ikut membantu berbagi. “Saat ini plasma konvalesen dijadikan terapi tambahan bagi pasien COVID. Memang permintaan ikuti tren jumlah kasus, misal sebelum Lebaran kasus di Bali terkendali jadi plasma konvalesen penggunaannya di Bali kecil dibandingkan Jawa. Sehingga kami bantu kirim beberapa kantong ke daerah yang membutuhkan,” pungkasnya. (Ant)