Pembiayaan Karbon Biru, Langkah Tepat Indonesia Cegah Perubahan Iklim
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Kondisi geografis Indonesia menjanjikan instrumen lengkap dalam menghadapi perubahan iklim. Walaupun atensi pada instrumen yang akrab disebut karbon biru ini baru saja muncul, tapi dengan regulasi dan rencana aksi tepat serta dukungan pembiayaan yang kuat, maka tak mustahil, Indonesia akan menjadi bagian penting upaya mencegah peningkatan suhu di atas 1,5 derajat Celcius.
Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, Sarwono Kusumaatmadja, menyatakan, masa depan karbon biru di Indonesia sangat menarik perhatian. Karena, Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai panjang sebagai lokasi tempat karbon biru ini.
“Sebagai negara kepulauan dengan panjang pantai yang signifikan dan sumber daya hayati beragam, akan memberikan peluang pada Indonesia untuk terjun dalam perjuangan menjaga perubahan iklim dengan segala instrumen yang dimiliki saat ini,” kata Sarwono dalam acara online tentang iklim, Rabu (4/8/2021).
Sayangnya, Indonesia belum lama memberikan perhatian pada karbon biru ini. Dan tak hanya Indonesia saja, tapi seluruh dunia, tidak pernah secara fokus pada kelautan dan pesisir sebagai bagian penjagaan iklim.
“Dengan peningkatan target NDC Indonesia menjadi 41 persen pada 2030 dalam persiapan menuju Glasgow, disebutkan pula, mengenai pembiayaan yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut,” ucapnya.
Ia menekankan, bahwa Indonesia harus menegaskan kebutuhan ini sebagai upaya untuk mencapai target perubahan iklim yang sudah menjadi komitmen global.
“Ini adalah momen tepat bagi Indonesia untuk menyatakan jati diri kita sebagai negara kepulauan yang memicu pengelolaan berkelanjutan. Tak cukup hanya memberikan atensi pada mitra darat saja. Tapi juga harus memberikan atensi pada mitra wilayah peralihan darat dengan laut dan atensi pada kelautan,” ucapnya lagi.