Menengok Kearifan Lokal Nelayan di Lampung Selatan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kondisi surut terjauh sedang berlangsung di perairan Bakauheni, Lampung Selatan.

Hasanudin, salah satu nelayan tradisional dibantu Tuti, sang istri menyiapkan alat tangkap. Joran, penggulung dan bahan bakar solar cadangan disiapkan untuk mesin perahu. Memancing sistem koser atau rawe dasar jadi cara mendapat ikan di perairan Bakauheni.

Hasanudin menyebut menerapkan sistem penangkapan ikan tradisional sejak puluhan tahun silam. Perahu berbahan kayu pule, diberi mesin serta perahu ketinting jadi alat utamanya.

Selain teknik memancing, ia menyebut mempergunakan alat bubu tancap, bubu kawat dan jaring. Pemasangan jaring dilakukan untuk menangkap ikan tepi pantai pada musim pasang tonda.

Pengenalan musim angin, gelombang, migrasi ikan sebut Hasanudin jadi ilmu yang harus dikuasai. Memahami arah angin Timur, Barat dan Selatan jadi salah satu kunci untuk melaut mencari ikan.

Nelayan di perairan Bakauheni, Ketapang, Rajabasa sebutnya kerap akan istirahat saat angin timuran. gelombang tinggi, angin kencang yang cukup berisiko untuk keselamatan.

“Saat musim angin Barat kami masih bisa mencari ikan pada sejumlah lokasi memancing yang terlindung pulau-pulau kecil dengan teknik koseran. Memakai pancing rawe dasar berjumlah ratusan mata pancing, hasil tangkapan bisa dijual sebagian digunakan untuk makan,” terang Hasanudin saat ditemui Cendana News, Senin (30/8/2021).

Setiap melaut Hasanudin menyebut membawa dua perahu. Perahu pertama digunanakan sebagai tempat meletakkan alat tangkap.

Perahu kedua jenis ketinting untuk mencari umpan cumi-cumi. Ia melaut memperhatikan arah angin, arus dan kondisi gelombang agar bisa mendapat hasil tangkapan maksimal.

Lihat juga...