Kurangi Sampah, Olah Barang Bekas jadi Kerajinan Tangan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Banyak limbah barang bekas seperti kain dan pipa PVC atau paralon yang terbuang di tempat sampah, padahal barang-barang bekas ini lama baru bisa terurai.

“Saya melihat barang-barang bekas ini bisa dipergunakan agar tidak menambah timbunan sampah,” sebut Nikodemus Wulfram Lowo, warga Kelurahan Wolomarang, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/8/2021).

Perajin pot bunga dan lampion hias dari barang bekas di Kelurahan Wolomarang, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Nikodemus Wulfram Lowo, saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/8/2021). Foto: Ebed de Rosary

Rade sapaannya mengakui, pertama-tama dirinya dirinya mengambil sampah pakaian bekas yang ada di rumahnya untuk diolah.

Pakaian bekas tersebut kata dia, dicampur dengan semen, dibentuk hingga menjadi pot bunga yang menarik menggunakan mal atau cetakan.

Dirinya menggunakan kayu-kayu kering yang ada di sekitar rumah untuk membuat tempat meletakkan pot bunga dan aneka barang lain dengan mencampur menggunakan semen.

“Setelah saya mengolah menjadi kerajinan tangan seperti pot bunga dan aneka lampion hias, ternyata banyak teman yang tertarik dan memesan. Ternyata barang-barang bekas bisa diolah jadi produk menarik,” ucapnya.

Rade mengaku, kerajinan tangan ini pun dibuatnya dengan memanfaatkan waktu luang saat kios sembako sedang sepi pembeli.

Ia sebutkan, bila barang-barang bekas banyak diolah menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai jual maka otomatis mengurangi volume sampah di masyarakat.

“Banyak barang bekas yang ada di sekitar kita seperti di rumah yang bisa diolah kembali agar bisa dipergunakan. Memang perlu pelatihan agar memiliki keterampilan mengolah jadi aneka produk,” ungkapnya.

Lihat juga...