Kesabaran Berujung Sejarah dan Emas Kedelapan dari Olimpiade Tokyo
Ya, hasil pertandingan final itu tidak saja menciptakan sejarah untuk pertama kalinya ganda putri Indonesia menyumbangkan medali emas, dan juga medali pertama, dalam ajang Olimpiade sejak cabang olah raga ini dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992.
Karena laga final ini juga menunjukkan determinasi dan fokus luar biasa tinggi Greysia/Apriyani yang menjadi kunci kemenangan mereka, selain teknik dan kecerdasan baik dalam membaca pertandingan maupun menyetel ritme permainan.
Bayangkan, sejak mereka disamakan 1-1 untuk kemudian unggul 2-1 pada kedua gim yang mereka mainkan dalam final Olimpiade itu, Greysia/Rahayu tak pernah bisa disusul oleh China Chen/Jia.
Kecuali pada kedudukan 1-1 dalam kedua gim laga final itu, hanya satu kali Chen/Jia menyamakan kedudukan ketika mereka membuat penonton Indonesia berdegup kencang kala mengubah kedudukan 11-11 pada game pertama. Tetapi setelah itu ganda China itu tak mampu satu kali pun menyamakan kedudukan, apalagi menyalip Greysia/Rahayu.
Memang dua kali Chen/Jia bangkit menyusul sampai merebut empat poin berturut-turut, pada kedua gim. Pertama, ketika kedudukan 19-14 gim pertama, dan berikutnya pada kedudukan 19-10 gim kedua.
Tapi begitu mereka berusaha merebut poin kelima berturut-turut, Greysia/Rahayu tahu apa yang harus mereka lakukan dan mereka tahu, seperti disebut pelatih mereka Eng Hian saat timeout pada kedudukan 4-2 gim kedua, bahwa pasangan China itu “ingin cepat-cepat menyelesaikan game”.
Untuk itu mereka bermain sabar sekali bahkan itu terjadi saat tinggal dua poin untuk menuntaskan gim kedua pada kedudukan 19-10. Jelas sekali, mereka berhasil mengelola dengan sangat baik emosi dan mental mereka.