Gurih dan Empuk Gemblong Bakar di Kota Semarang
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Jika menginjakkan kaki di Pasar Peterongan Semarang, selain berbelanja sayur mayur dan kebutuhan pokok lainnya, jangan lupa untuk mencicipi kelezatan jadah atau gemblong bakar, yang banyak dijual di kawasan tersebut.
Diolah dari beras ketan dan kelapa muda parut, gemblong bakar, menjadi salah satu olahan makanan tradisional yang tetap bertahan hingga kini. Cita rasanya yang khas, gurih dan empuk, menjadi daya tarik utamanya.
Bagi masyarakat Jawa, termasuk di Kota Semarang, sudah sangat mengenal dengan gemblong atau jadah tersebut. Sajian ini selalu ada setiap syukuran, terutama pada acara khitanan, pernikahan, atau kegiatan bersih desa.
Ada beragam cara dalam penyajian gemblong tersebut, mulai dimakan langsung, digoreng atau pun dipanggang di atas arang, yang kemudian dikenal dengan gemblong atau jadah bakar.
“Sebenarnya dari cara pembuatan, antara gemblong bakar, dengan gemblong yang disajikan pada acara pernikahan atau syukuran, sama saja, namun bahan yang digunakan berbeda. Untuk gemblong bakar, ditambahkan kelapa muda parut,” papar Asep, pedagang gemblong bakar di kawasan Pasar Peterongan Semarang, Sabtu (28/8/2021).
Kelapa muda parut ini pul, yang menjadi salah satu kunci kelezatan gemblong bakar. “Perbandingannya 3 : 1, artinya jika menggunakan tiga kilogram beras ketan, harus ditambah satu kilogram parutan kelapa muda. Hal ini diperlukan agar gemblong yang dihasilkan bisa empuk, sekaligus memberi tekstur saat dikunyah,” terangnya.
