Rantai Pasok Pangan Bahan Bumbu Dukung Geliat Usaha Kuliner
Editor: Makmun Hidayat
“Usaha warung makan kerap membeli bumbu jadi karena lebih praktis dan murah,” ulasnya.
Dinda dan Timbul, pedagang kuliner rutin memakai bumbu giling. Dinda yang menjual kue combro dan misro dari singkong di Jalan RE Martadinata mengaku bumbu menjadi penyedap kue tradisional buatannya. Pada isian oncom dijero atau combro ia memberi tempe oncom yang ditumis memakai serai dan jahe. Rasa gurih dan segar dari bumbu membuat kue oncom miliknya banyak diminati.
Oncom sebutnya akan semakin lezat dengan tambahan saus tomat dan cabai. Jenis saus tomat dibuat olehnya memakai rampai dan cabai rawit. Pasokan diperoleh dari membeli pada pasar tradisional. Ia juga menyebut memiliki pemasok tetap dari petani untuk singkong, cabai rawit. Pemasok sebutnya memudahkan ia menjalankan usaha kuliner.
“Setiap dua hari sekali singkong dan cabai dipasok tapi saat stok kosong membeli di pasar,” ulasnya.
Pedagang ketupat sayur bernama Timbul mengaku memakai bumbu giling. Bahan pembuatan sayur lodeh dan sambal telur balado memerlukan bumbu giling. Agar lebih praktis ia memilih bumbu giling agar tidak terlalu repot. Saat ini kemudahan serta lancarnya pasokan memudahkan usaha kuliner ketupat sayur miliknya di Kupang Kota. Semakin lancar bahan bumbu akan mendukung usaha kulinernya bertahan.
Stevani, warga Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung menyebut membeli bumbu di pasar. Keterbatasan lahan sebutnya membuat ia hanya bisa menanam kencur dan jahe di pot. Pedagang yang menyediakan sejumlah bahan bumbu memudahkannya memasak sejumlah kuliner. Jenis serai dan daun salam kerap digunakan olehnya untuk membuat opor ayam.