Rantai Pasok Pangan Bahan Bumbu Dukung Geliat Usaha Kuliner

Editor: Makmun Hidayat

Rantai pasok bahan pangan dan bumbu sebut Sarnatik membantu ekonomi warga pedesaan. Berbagai jenis bahan bumbu, sayuran yang ditanam pada lereng kaki Gunung Betung potensial jadi sumber pendapatan. Proses pemanfaatan dan pengolahan menjadi jamu, minuman dan makanan membuat produk pertanian bernilai jual. Sejumlah sayuran dan bahan bumbu sebutnya jadi bahan pangan yang segar.

“Permintaan setiap dua hari sekali dipenuhi dengan penanaman di lahan kebun sehingga pasokan selalu lancar,” ulasnya.

Bumbu giling dari jahe, lengkuas, kunyit, serai dan santan disediakan Hasanah di Pasar Kangkung, Teluk Betung, Bandar Lampung, Sabtu (3/7/2021). -Foto Henk Widi

Yunita dan Hasanah, pedagang di Pasar Kangkung, Teluk Betung, menyebut menyediakan sejumlah sayuran dan bumbu. Rantai pasok bahan pangan sebut Yunita kerap dipengaruhi faktor cuaca, distribusi. Saat kondisi cuaca dominan hujan ia menyebut sejumlah bahan pangan jenis sayuran kerap sulit diperoleh. Imbasnya harga sejumlah sayuran akan alami kenaikan Rp1.000 hingga Rp2.000.

“Sayuran saat penghujan kerap cepat busuk sehingga pasokan berkurang dan mendongkrak harga,” ulasnya.

Jenis sayuran sawi putih yang semula dijual Rp5.000 untuk tiga ikat kini hanya dapat dua ikat. Sejumlah sayuran yang dijual sebutnya berasal dari wilayah Gisting, Tanggamus, Pesawaran dan Bandar Lampung. Pasokan bahan pangan yang lancar sebutnya akan membuat harga stabil. Mendekati Hari Raya Idul Adha ia juga memprediksi akan terjadi kenaikan sejumlah bahan pangan.

Hasanah, salah satu penyedia bumbu giling menyebut bahan utama diperoleh dari pemasok. Ia mengaku menyediakan bumbu giling rendang, gulai, soto hingga tumis. Bahan utama yang digunakan berupa lengkuas, jahe, serai hingga kencur. Selama pasokan dari petani lancar ia memastikan stok selalu tersedia untuk konsumen. Konsumen tetap didominasi ibu rumah tangga dan pemilik warung makan.

Lihat juga...