Pestisida Nabati, Lingkungan Tidak Tercemar Produk Aman Dikonsumsi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Hernowo menambahkan, pesnab atau pestisida organik tersebut mampu mengatasi dan mengusir OPT tanaman budidaya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya.

“Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko, dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, sangat jarang ditemukan tanaman mati, karena bahannya dari alam. Selain itu, penggunaan pesnab juga tidak menimbulkan kekebalan pada OPT,” tandasnya.

Pihaknya pun kerap melakukan penyuluhan atau sosialisasi terkait penggunaan pesnab tersebut, baik secara tatap muka, atau daring.

“Karena situasi saat ini masih pandemi, dan PPKKM tentu ada keterbatasan jika dilakukan secara tatap muka, jadi kita lebih mengedepankan secara daring, baik live di youtube, atau media sosial,” terangnya.

Selain itu, masyarakat atau petani juga bisa bertanya kepada para petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian yang ada di setiap kecamatan di Kota Semarang.

“Penerapan pesnab ini juga kita lakukan dalam perawatan demplot tanaman di BPP Mijen, dari campuran bahan cabai, bawang merah, daun mimba, sirih, lerak, air kelapa, tembakau dan gadung,” terangnya.

Pihaknya pun berharap dengan penggunaan pesnab dalam mengatasi gangguan OPT dan penyakit yang akan menyerang tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman budidaya bisa optimal.

Terpisah, salah satu warga Tembalang Semarang, Widiarti, mengaku selama ini dirinya juga sudah memanfaatkan pesnab untuk mengusir hama tanaman budidaya yang ditanamnya.

“Di rumah, saya menanam cabai, terong, tomat dan daun bawang. Hama paling banyak berupa kutu putih yang menyerang cabai, untuk mengatasinya saya pakai campuran bawang putih dan micin. Caranya mudah, bawang putih dan micin dihaluskan, kemudian dimasukkan dalam wadah plastik dan diberi air,” terangnya.

Lihat juga...