Beternak Magot, Peroleh Pakan Ternak Gratis Sekaligus Solusi Pengelolaan Sampah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
PURWOKERTO — Magot bagi sebagian orang terlihat sedikit menjijikan dan seringkali kehadirannya dianggap mengganggu. Namun, di tangan Bupati Banyumas, Achmad Husein, magot justru dibudidayakan dalam tong sampah yang sekaligus sebagai solusi untuk pengelolaan sampah organik.

“Saya tidak pernah membuang sampah organik, semua terolah habis untuk beternak magot di rumah,” kata Husein, Rabu (7/7/2021).
Di rumah dinasnya, Husein melakukan ternak magot pada beberapa tong sampah berukuran besar. Tong sampah tersebut berisi sampah organik yang diberi bibit magot.
“Sangat mudah beternak magot, pertama ambil sekitar 12 gram bibit magot, masukan dalam tumpukan sampah organik dan disemprot dengan probiotik, misalnya Em4. Tutup rapat dan tunggu sekitar dua minggu, maka akan muncul banyak magot yang siap dipanen,” jelasnya.
Hasil panen dipergunakan sebagai pakan lele serta sidat yang banyak dipelihara juga dalam kolam-kolam besar di rumahnya.
“Magot itu black soldier flies atau BSF, makanannya sampah organik yang diambil dari sampah rumah tangga ataupun sampah-sampah di pasar tradisional. Solusi untuk pengelolaan sampah organik,” tuturnya.
Bupati menyebut, jika masyarakat melakukan hal tersebut, maka sebagian besar masalah sampah organik akan selesai di tingkat rumah tangga. Karena itu, ia mendorong masyarakat Banyumas, terutama yang memiliki ternak ikan ataupun unggas untuk juga melakukan ternak magot, karena bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak lain.