Perluas Pasar dan Kreatif, Cara Pelaku Usaha Eksis Kala Pandemi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Masa pandemi dengan keputusan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat ikut berimbas pada usaha kecil. Sejumlah langkah dilakukan usaha kecil pada masa pandemi yang serba sulit.

Herdian, pelaku usaha produksi kerupuk kemplang di Teluk Betung, Bandar Lampung menyebut tetap harus kreatif menjalankan bisnis.

Ia menyebut pola penjualan produk sebutnya alami perubahan sejak pandemi Covid-19 tahun 2020. Awalnya ia bersama sang istri memproduksi, menjual ke konsumen mengandalkan warung statis. Warung menetap di tepi Jalan RE Martadinata jadi tempat berjualan. Namun pandemi mengurangi mobilitas orang berwisata dan efek langsung menimpa usahanya.

Herdian bilang tantangan yang dihadapi sebutnya menjaga eksistensi usaha kecil bersama sang istri. Munculnya sistem penjualan online menawarkan produk kuliner kerupuk, toko oleh oleh modal besar jadi tantangan.

Ia memakai trik berbagi tugas dengan sang istri yang tetap menjaga dan berjualan di toko. Sebaliknya ia menjadi pedagang keliling untuk menjual kerupuk ikan.

“Produk kerupuk ikan skala industri rumah tangga akan kalah bersaing dengan brand yang sekaligus memiliki kerjasama dengan toko modern, namun agar bisa menjangkau lebih banyak konsumen saya lakukan optimalisasi pemasaran produk,” terang Herdian saat ditemui Cendana News, Selasa (6/7/2021).

Herdian menambahkan keterbatasan modal tidak jadi halangan. Pasalnya bagi pelaku usaha sejenis, penggunaan mobil toko (moko) jadi alternatif.

Hanya memanfaatkan motor berkeliling ke lokasi permukikan warga yang tidak terjangkau mobil. Kerupuk ikan dengan kemasan sederhana seharga Rp5.000, Rp10.000 dan Rp15.000 tetap laku terjual. Rata-rata sehari ia bisa menjual 20 bungkus.

Lihat juga...