Pengeboman Ikan di Flores Ancam Kerusakan Ekosistem Laut

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Pertanyaannya kenapa nelayan masih melakukan aksi pengeboman ikan. Pasti ada sesuatu yang salah di balik semua ini sehingga harus dicari tahu dan diputus mata rantainya,” ungkapnya.

Bosco pun mengaku heran, kenapa bahan baku untuk membuat bom termasuk detenator bom bisa diperoleh nelayan, padahal penangkapan pelaku pengeboman terus terjadi.

Dia pun menyorot masih minimnya hukuman terhadap pelaku pengeboman ikan yang tertangkap bahkan ada pelaku yang sudah pernah menjalani hukuman penjara, tapi masih melakukan aksinya kembali.

“Harusnya pelaku yang pernah dipenjara karena melakukan aksi pengeboman ikan dan tertangkap lagi hukumannya harus jauh lebih berat. Kalau hukuman ringan maka pelaku tetap beraksi dan kerusakan ekosistem laut kian parah,” ucapnya.

Sementara itu, Honorarius Quintus Ebang, mengakui, aksi pengeboman ikan di pantai selatan Sikka memang masih terus terjadi dan masyarakat pun hanya bisa menyaksikan dari jauh saja.

Intus sapaannya mengatakan, masyarakat takut mendekat bahkan mengejar perahu nelayan yang melakukan aksi pengebomana ikan, karena sering diancam akan dilempar dengan bom.

“Masyarakat takut mengejar apalagi perahu nelayan kita tidak memadai. Pelaku pengeboman ikan pun tergolong nekat dan mengancam akan melemparkan bom ikan kepada siapa saja yang mendekati perahu mereka,” ucapnya.

Lihat juga...