Kelestarian Sungai dan Embung Jadi Berkah Bagi Kehidupan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah sungai berhulu di Gunung Rajabasa dan berhilir di Selat Sunda, menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar. Selain sungai, dataran rendah yang menciptakan cekungan berbentuk embung menjaga siklus hidrologi.

Iman, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menyebut sungai Way Asahan mengalir sepanjang tahun, menjaga siklus hidrologi berkelanjutan imbas kelestarian hutan Gunung Rajabasa.

Kala kemarau, terjaganya hutan gunung Rajabasa menjadikan sumber air tetap mengalir sepanjang waktu. Keberlanjutan aliran sugai tersebut mendukung sektor pertanian warga, dengan membuat sawah untuk menanam padi dan budi daya ikan air tawar.

Menurut Iman, sungai yang lestari mendorong keberlanjutan pohon di daerah aliran sungai (DAS). Berbagai jenis pohon tumbuh secara liar, dibudidayakan menjadi penghasil buah dan kayu. Sistem perakaran tunjang efektif menjaga tanggul sungai dari longsor kala banjir. Pemanfaatan bendungan alami dari batu dan semen permanen, terkoneksi dengan aliran irigasi tersier yang dikelola kelompok tani.

Sungai Way Asahan menjadi salah satu faktor pelestari bambu tali milik Iman, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, sekaligus penahan longsor di daerah aliran sungai, Rabu (28/7/2021). -Foto: Henk Widi

“Siklus air atau hidrologi bersumber dari Gunung Rajabasa menghasilkan anak sungai Way Muloh, bergabung dengan sungai Way Asahan, menyatu dengan sungai Way Pisang yang lebih besar dan selanjutnya menyatu dengan sungai Way Sekampung bermuara ke laut Selat Sunda yang membentuk uap air, awan penghasil hujan,” terang Iman, saat ditemui Cendana News, Rabu (28/7/2021).

Lihat juga...