Dosen UB Kembangkan Technology Four in One pada Pengolahan Madu

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Menurut Anang, inovasi yang mereka kembangkan tersebut sangat cocok dan prospek untuk disebarluaskan kepada peternak maupun UKM madu. Terlebih, sebenarnya Indonesia memiliki potensi madu yang besar yang selama ini belum disadari. Apalagi Indonesia memiliki banyak hutan.

“Alat ini sekarang sudah diaplikasikan di salah satu pabrik madu besar di Indonesia,” sebutnya.

Sementara itu operator alat, Henry Tama Arifio, menjelaskan cara kerja Technology Four in One. Madu dari peternak disaring, kemudian masuk ke pasteurisasi atau proses pemanasan yang dilakukan secara cepat untuk membunuh mikroba dengan tetap memperhatikan mutu madu.

Pada tahap berikutnya, dilakukan proses evaporasi untuk mengurangi kadar air pada madu.

“Jadi madu dipanaskan di dalam ruangan yang tertutup rapat, kemudian uapnya dihisap. Sehingga air pada madu itu mendidih hanya pada suhu 40 derajat,” sebutnya.

Dosen FTP UB Dr. Anang Lastriyanto menunjukkan alat dengan Technology Four in One pada pengolahan madu, Sabtu (10/7/2021). Foto: Agus Nurchaliq

Setelah kandungan airnya berkurang sampai di bawah standar sekitar 20 persen, baru kemudian madu segera didinginkan secara cepat dengan menggunakan teknik vacuum cooling dan rapid cooling sampai dengan suhu ruang.

“Madu di pasaran kandungan airnya bisa sampai 26 persen, sehingga harus diturunkan di bawah 22 persen sesuai aturan SNI. Atau bisa diturunkan lebih rendah lagi agar madu bisa semakin awet,” pungkasnya.

Lihat juga...