Budi Daya Labu Kuning, Cadangan Pangan Kala Paceklik

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ngatinem, memperlihatkan tanaman labu kuning yang menjalar di tanah sebagian merambat pada gantungan terbuat dari kayu dan bambu, Senin (12/7/2021) – Foto: Henk Widi

Daya simpan labu kuning tua menjadikan ia menyimpannya untuk pengganti nasi. Sebab labu kuning yang tua bisa disajikan cukup dengan cara direbus sebagai menu sarapan.

“Pada kondisi ekonomi sulit atau kita sebut paceklik dimana hasil panen padi berkurang, labu jadi cadangan pangan alternatif,” ulasnya.

Ngatinem menyebut budidaya labu madu tidak mengganggu tanaman lain. Sebagai sumber cadangan pangan, ia bahkan menerapkan tumpang sari.

Rambatan atau ajir dari bambu dipergunakan olehnya untuk menanam kecipir. Ia bisa memanen sayur kecipir dan juga labu untuk bahan sayuran.

Labu yang dipanen sebutnya sebagian dari hasil tanaman yang dibudidayakan di sawah. Per kilogram labu dijual Rp3.000 dan hasil panen bisa mencapai belasan kuintal.

Penanaman labu kuning juga dilakukan Herlina di Desa Pasuruan sebagai tanaman peneduh. Ia menyebut menanam labu dengan kombinasi estetika untuk halaman.

Rambatan yang disusun menjadi saung menjadikan tanaman labu madu jadi atap hijau. Buah labu yang bisa dipanen sebutnya sekaligus menjadi penambah keindahan halaman memakai tanaman pertanian.

Lihat juga...