Tambah Penghasilan, Perempuan Solor Selatan Tenun Kain

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LARANTUKA — Para perempuan di Desa Kalike, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) memanfaatkan waktu luang membantu petani di kebun dengan menenun selama seminggu sekali.

Ketua Kelompok Tenun Tonu Tane, Desa Kalike, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur, NTT, Maria Date Sugi saat ditemui di desanya, Kamis (17/6/2021). Foto : Ebed de Rosary

“Kami menenun dua kali dalam seminggu setiap hari Jumat dan Sabtu. Kadang juga sekali seminggu untuk membantu menambah penghasilan keluarga,” kata Maria Date Sugi, perempuan penenun Desa Kalike, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur, NTT saat ditemui di rumahnya, Kamis (17/6/2021).

Mama Date, sapaannya mengakui, untuk menghasilkan sebuah tenun ikat dibutuhkan waktu hingga dua bulan karena waktu pengerjaannya terbatas hanya dua kali seminggu.

Ia uraikan, benang diikat menggunakan daun gebang sesuai motif yang diinginkan, lalu dicelup untuk pewarnaan, baru setelah itu dijemur hingga benar-benar kering.

Sesudahnya, ditenun di alat tenun tradisional dari kayu, dengan lama waktu menenun bisa mencapai seminggu untuk menghasilkan selembar kain tenun.

“Satu lembar sarung dijual seharga Rp800 ribu. Ada sarung untuk laki-laki yang dinamakan Senai, sementara untuk perempuan dinamakan Kewatek,” terangnya.

Ketua Kelompok Tenun Tonu Tane ini mengaku, selama tiga tahun berturut-turut selalu mendapatkan dana dari pemerintah untuk pengembangan usaha kelompoknya.

Mama Date mengaku awalnya di Desa Kalike hanya ada dua kelompok tenun, dimana tahun 2016, masing-masing kelompok mendapatkan bantuan dana sebesar Rp2 juta. Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai pembuatan alat tenun bagi 11 anggota kelompoknya serta membeli benang dan pewarna untuk benang.

Lihat juga...