‘Situbondo Dream’ Bimbing Anak Desa Gemar Belajar

SITUBONDO – Emilda Oktaviani (28), warga Desa Kalibagor, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, gelisah melihat anak-anak usia sekolah dasar di desanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain gawai di luar jam sekolah.

Kondisi itu makin parah ketika pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melanda seluruh daerah di Indonesia setelah Maret 2020.

Menghadapi kenyataan seperti itu, sebelum pandemi ada di Indonesia, Emilda kemudian berpikir bagaimana anak-anak itu tidak terkena dampak “pisau bermata dua” dari gawai. Di satu sisi gawai membanjiri mereka dengan informasi yang mendidik, namun dampak ikutannya juga tidak bisa dianggap remeh.

Maka, Emilda kemudian mewujudkan “Situbondo Dream”, dengan konsep kemandirian belajar. Ia memanfaatkan teras samping untuk mendampingi anak-anak itu belajar bersama.

Inisiatif mendirikan “Situbondo Dream” bermula pada akhir 2019 dan pada Januari 2020 baru terealisasi, dan terus berkembang hingga sekarang.

“Awalnya memang bukan karena Covid-19, tapi beberapa kemudian, Indonesia dilanda pandemi ini. Maka, program ini kemudian bersambung,” kata lulusan S2 Pendidikan Bahasa Inggiris di Universitas Lampung itu.

Melalui “Situbondo Dream”, anak-anak sekolah dasar di Desa Kalibagor bisa mengikuti bimbingan belajar tambahan tanpa harus membayar dengan uang tunai. Anak-anak itu cukup menukar bimbingan belajar dengan sampah anorganik, seperti plastik dan lainnya.

Emilda “memungut” bayaran dengan sampah karena kondisi ekonomi orang tua tidak memungkinkan anak-anak itu mampu membayar dengan uang. “Situbondo Dream” itu kemudian juga bernilai pemerataan akses pendidikan dan keadilan bagi semua warga.

Lihat juga...