Produksi Susu di Desa Endemik Antraks di Tulungagung tak Dibatasi
TULUNGAGUNG — Aktivitas produksi dan penjualan susu sapi dari kandang-kandang peternakan warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo yang teridentifikasi kasus antraks tetap jalan dan tidak dibatasi, karena dihasilkan dari sapi-sapi yang sehat.
“Untuk distribusi keluar masuk ternak sapi atau kambing dari Desa Sidomulyo ini untuk sementara tidak ditutup,” kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di sela kunjungan kerja memantau desa percontohan PKK di Desa Sobontoro, Tulungagung, Senin (7/6/2021).
Kendati dilakukan penutupan akses keluar semua ternak sapi maupun kambing, Maryoto menyatakan produksi susu sapi tidak dilakukan pencegahan.
Peternak tetap diperbolehkan melakukan aktivitas pemerahan susu sapi seperti biasa dan menjualnya ke pengepul. “Kita sudah melakukan sampling. Skrining terhadap 44 ternak sapi hidup dan hasilnya negatif (antraks). Jadi praktis produksi tetap bisa. Tidak masalah, karena sapinya sehat,” ujarnya.
Terkait jaminan kesehatan susu yang didistribusi untuk diolah ulang ataupun berpotensi dikonsumsi langsung oleh manusia, Maryoto bersikukuh bahwa proteksi dilakukan secara ketat melalui posko terpadu di lokasi. Pemeriksaan terus dilakukan,” katanya.
Kalaupun ada penghentian produksi susu, Maryoto menyebut hanya diberlakukan pada kandang yang terdapat kasus sapi mati karena antraks.
“Terkecuali itu (kandang yang ada kasus ternak sapi mati akibat antraks,” ujarnya.
Senada dengan Bupati Maryoto, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Mulyanto menyampaikan kasus antraks hanya (baru) ditemukan pada kasus kematian ternak sapi yang terakhir (ke-26 dari 26 kasus kematian yang dilaporkan).