Potensi Mikroba Eliminasi Limbah Laut Perlu Penelitian Mendalam

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Menurut Nana, mikroorganisma itu berbeda. Ada yang tahan salin, ada yang tidak. Untuk kebutuhan perairan laut, membutuhkan yang ekstrem halofil. Maksudnya, yang dinding selnya kuat berada di laut.

Dalam teknik remediasi penanganan limbah, perlu digunakan mikroba yang indigenous. Artinya, menggunakan mikroba yang asli dari ekosistem tersebut.

“Jadi kalau untuk tambang, kita gunakan yang mikroba di tambang. Untuk lahan pertanian, kita gunakan yang di lahan pertanian. Nah, untuk laut pun kita gunakan yang ada di lautan tersebut. Karena sistem tubuh mereka sudah beradaptasi di lingkungan tersebut dalam waktu ribuan tahun,” ujarnya lagi.

Peranan teknologi nuklir adalah untuk meningkatkan daya tahan dan kapasitas mikroba dalam melakukan sesuatu.

“Mikroba laut pun nanti bisa kita radiasi. Ada teknik khusus yang kita gunakan untuk memastikan mikroba laut tersebut tidak akan mati selama proses radiasi. Sehingga akan ada peningkatan umur hidup mikroba, juga mampu melakukan degradasi plastik lebih cepat dan lebih banyak,” kata Nana.

Contohnya, pada bunga karang, teridentifikasi banyak mikroba yang mampu secara alamiah  mengeliminir limbah.

“Memang dibutuhkan penelitian yang lebih banyak terkait mikroba laut. Karena potensi laut ini sangat banyak,” tandasnya.

Sementara, Ahli Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan, Widodo S. Pranowo, yang dihubungi terpisah menyatakan, potensi penggunaan mikroba untuk mengeliminir limbah bisa saja dilakukan.

Ahli Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan, Widodo S. Pranowo, saat dihubungi, Rabu (30/6/2021) – Foto: Ranny Supusepa
Lihat juga...