Penuhi Kebutuhan Sayur, Optimalkan Pemanfaatan Lahan Kosong

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Budi daya bayam cabut di perkotaan biasanya memang memanfaatkan lahan kosong. Begitu pula yang dilakukan warga di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Disamping perawatannya mudah dan menghasilkan uang, bisa juga untuk konsumsi sendiri. Apalagi, bayam memiliki waktu singkat untuk dibudidayakan, 20 hari sudah bisa dipanen.

Hal tersebut dilakukan Dulah, warga jalan Pendawa Baru, Bantar Gebang, Kota Bekasi yang  memanfaatkan lahan kosong milik perusahaan yang belum terpakai untuk ditanami bayam cabut dan kangkung. Hal itu dilakukan juga untuk menambah penghasilan atau konsumsi sendiri.

Dulah, petani budi daya bayam cabut di lahan kosong di wilayah Jalan Baru Cipendawa, Bantar Gebang, ditemui Cendana News, Senin (21/6/2021). Foto: Muhammad Amin

“Harga bayam cabut ini stabil, dan skala kecil begini nggak perlu ke pengepul, cukup antar sendiri ke beberapa warung sayur di perkampungan langsung dibayar. Untuk harga satu ikat Rp1000, isi beberapa batang bayam,” ungkap Dulah ditemui di Jalan Baru Cipendawa, Senin (21/6/2021).

Budi daya bayam cabut, kata Dulah, cukup gampang dalam perawatannya. Seperti menyiapkan lahan dan sebelum proses penanaman kemudian rutin melakukan pembersihan gulma, sampah, dan lain-lain.

Kemudian lakukan pengolahan tanah, menggemburkan tanah dengan dicangkul atau menggunakan sekop. Lalu benih yang telah lebih dulu disemai ditanam di lahan yang disiapkan. Kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang sesuai kondisi lahan. Tingginya disesuaikan musim.

“Musim kemarau tidak perlu terlalu tinggi. Jika musim penghujan seperti sekarang di wilayah Kota Bekasi sebaiknya bedengannya agak tinggi. Karena bayam tidak tahan air beda dengan kangkung,” papar Dulah.

Lihat juga...