Ojek ‘Online’ Sepi, Eko Beralih Usaha Arum Manis
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penghasilan para pekerja mandiri yang bergantung pada sistem kerja berdasarkan permintaan, seperti driver ojek online. Orderan mereka berkurang semenjak wabah ini melanda Indonesia. Dengan penghasilan minim, mereka harus bergelut memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seperti yang dialami Eko Bambang, seorang driver ojek online yang mengais rejeki dari mengantar penumpang dan makanan ke tempat tujuan yang diorder melalui aplikasi.
Menurutnya, sejak Maret 2020 pandemi Covid-19 melanda dan kemudian diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga kegiatan kantor dipusatkan bekerja dari rumah dan juga sekolah beralih ke sistem digital.
Ini sangat berdampak pada pendapatan dirinya sebagai driver ojol yang mobilitasnya pengantar penumpang dan makanan, saban hari.
“Sejak pandemi Covid-19, orderan sepi. Sedangkan kebutuhan hidup saya harus tercukupi, maka saya harus putar otak untuk bertahan,” ujar Eko, kepada Cendana News, saat ditemui di Jalan Raya Kalisari, Jakarta Timur, Selasa (22/6/2021).
Apalagi kondisi tabungan hasil ojek online sudah menipis. Ia pun berpikir untuk membuka usaha yang bermodal kecil.
“Kan kalau ojek online, ada order makanan, saya kan harus punya modal untuk beli pesanan pelanggan itu di restoran. Sementara tabungan menipis, orderan juga sepi. Saya harus usaha nggak boleh mandeg jadi driver ojek online saja,” tukasnya.
Berbekal uang sisa tabungan Rp 300 ribu, Eko pun mencoba keberuntungan usaha arum manis atau rambut nenek.
Sebagian uang itu, ia gunakan untuk membeli kayu sebagai bahan gerobak yang akan dibawa di motornya. Dan sebagian lagi digunakan untuk membeli bahan arum manis yang akan dijual keliling dengan menggunakan motor.