Budayawan Bekasi Gali Sejarah Pemberontakan Petani Tambun 1869

Editor: Koko Triarko

Aki Maja, Ketua Bidang Industri Kreatif, Musik dan Film Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bekasi, mengajak semua pihak mencari jatidiri Ariah, sosok wanita pejuang dalam perlawanan Petani Tambun 1986, Minggu (20/6/2021). –Foto: M Amin

BEKASI – Aki Maja, Budayawan Bekasi dan Ketua Bidang Industri Kreatif, Musik dan Film Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menggagas pembuatan film berlatar sejarah dan budaya untuk mengangkat Tokoh Ariah Pejuang wanita dari Tambun dalam Pemberontakan Petani pada 1869.

“Saat ini saya sedang menggali kisahnya, observasi dan wawancara dengan pelaku sejarah, berbagai narasumber, dan sejarawan Bekasi,”ungkap Aki Maja kepada Cendana News, Minggu (20/6/2021).

Kisah Ariah dan Ba Rama sangat menarik, bagaimana ia menggiring massa dalam melakukan pemberontakan terhadap tuan tanah yang diketahui bernama Ba Bariah, seorang keturunan Cina yang tinggal di sekitar Tambun, Kabupaten Bekasi, yang didukung oleh kolonial Belanda melalui Keresidenan Jatinegara di Batavia.

Menurut Budayawan Bekasi ini, biografi Ariah Wanita pejuang perlawanan Petani Tambun 1869 tersebut sangat sulit digali, karena minimnya referensi atau akibat  tidak banyak sejarawan yang fokus membahas sosok Ariah, dalam perjuangan perlawanan petani Bekasi.

Justru tokoh Ba Rama asal Cirebon lebih dikenal sebagai seorang yang mampu memprovokasi warga, yang berujung pemberontakan dan pertumpahan darah, hingga berujung  pada hukuman gantung di lapangan terbuka depan keresidenan, sekarang diperkirakan di depan Polres Kota Bekasi.

Pemberontakan petani itu dalam beberapa literatur diceritakan telah terencana, meliputi  beberapa wilayah seperti Buitenzorg (Bogor), Depok dan Bekasi.

Di Bekasi yang terjadi, tapi di wilayah Bogor gagal karena sudah tercium oleh kolonial Belanda. Begitupun di Batujaya Depok juga gagal, karena keburu ditangani oleh serdadu Belanda.

Lihat juga...