Perlu Mitigasi Risiko Hadapi Potensi Serangan Siber

Jika melihat perkembangan serangan yang makin besar selama pandemik Coronavirus Disease (Covid-19), terutama karena ada kebijakan perusahaan yang membolehkan karyawannya bekerja di rumah atau di luar kantor dengan bantuan teknologi telekomunikasi atau work from home (WFH), perusahaan-perusahaan besar terlihat meningkatkan anggaran belanja keamanan sibernya.

Dari hasil survei Microsoft terhadap hampir 800 perusahaan di negara-negara maju, sebagaimana yang disampaikan oleh Communication and Informatian System Security Research Center (CISSReC), sebanyak 58 persen telah meningkatkan budget (anggaran) keamanannya.

Sebesar 82 persen perusahaan berencana menambah staf keamanannya, kemudian 81 persen responden merasa tertekan untuk menurunkan biaya keamanan pada perusahaan.

Maka, tidak lupa untuk para perusahaan membekali pegawainya dengan aplikasi jaringan pribadi virtual atau virtual private network (VPN) untuk bekerja dari jarak jauh.

Selain itu, agar tak mengandalkan aplikasi VPN, Pratama yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC memandang perlu penerapan Zero Trust Network Access (ZTNA) dan Secure Access Service Edge (SASE), jika perusahaan mempunyai anggaran keamanan yang besar.

Serangan Ramsomware

Sebelumnya, di Tanah Air sempat ada kabar Pertamina diserang oleh ramsomware RansomEXX. Namun, perusahaan pelat merah itu belum melakukan konfirmasi terkait hal tersebut.

Tetapi, dari info yang didapat CISSReC, ada juga beberapa perusahaan lain di Indonesia yang juga terkena serangan tersebut. Kejadian semacam itu seharusnya tidak terjadi di perusahaan-perusahaan yang ada di Tanah Air.

Lihat juga...