Mudik Awal tak Berpengaruh terhadap Pelaku Usaha di Lamsel

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Meski mudik lebih awal memberi kesempatan masyarakat pulang ke kampung halaman, Haryuni bilang usahanya sepi. Beban operasional untuk sewa kios, biaya listrik dan biaya lainnya masih bisa ditutupi dari penjualan sebelum pandemi.

Ia mengaku sebagai solusi telah berpindah ke lokasi baru yang dimilikinya sehingga biaya sewa bisa dihemat.

“Penghematan sebagai pelaku usaha telah saya lakukan namun imbas pandemi meski mudik lebih awal tidak berdampak signifikan bagi pelaku usaha kecil,” terangnya.

Agusrini, pedagang di tepi Jalinsum Bakauheni mengaku dua musim mudik lebaran usahanya sepi. Ia memilih menjual kerupuk kemplang, minuman dan makanan ringan lain sebagai oleh oleh.

Agusrini, salah satu pelaku usaha kecil di Jalan Lintas Sumatera menjual oleh oleh untuk pemudik yang akan menyeberang ke pulau Jawa, Selasa (4/5/2021) – Foto: Henk Widi

Penurunan signifikan pada sektor usaha kecil telah dialaminya sejak enam tahun terakhir. Sebelumnya dari usaha menjual makanan, minuman ringan di tepi Jalinsum ia bisa membeli kendaraan motor.

Namun imbas sepinya omzet terlebih saat larangan mudik lebaran motor terpaksa dijual. Faktor berkurangnya kendaraan pelaku perjalanan melintas menjadi penyebab penurunan omzet.

Ia memilih menjual sebanyak dua ball kerupuk kemplang. Kondisi itu lebih sedikit dibanding dengan tahun sebelumnya mencapai sepuluh ball. Menyediakan stok terbatas jadi cara baginya mengurangi kerugian.

“Saat ini yang penting bisa mendapat keuntungan minimal daripada tidak sama sekali saat pemudik pulang lebih awal,” bebernya.

Lihat juga...