Koro Pedang, Bahan Pangan yang Jarang Dibudidayakan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Komoditas pertanian koro pedang jadi salah satu bahan pangan yang mulai jarang dibudidayakan petani.
Suyatinah, salah satu petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut koro pedang ditanam skala kecil. Ia hanya memanfaatkan tegalan atau tanah kering di area sawah untuk budidaya koro pedang.
Varietas koro pedang yang ditanam merupakan varietas koro pedang tegak. Koro pedang dengan nama ilmiah Canavalia ensiformis dibudidayakan olehnya untuk cadangan bahan pangan.
Ia mengaku memanfaatkan koro pedang saat muda dan dalam kondisi tua setelah dikeringkan. Koro pedang merupakan tanaman perdu berbatang pendek, berakar tunggang. Bentuknya seperti pedang untuk penamaannya.
Sebagai jenis tanaman kacang polong, Suyatinah menyebut menanam hanya untuk tanaman sela. Petani yang pernah tinggal di Gunung Kidul, Yogyakarta ini menyebut, memanfaatkan koro pedang sebagai sayuran.
Ia memanennya saat usia dua bulan dalam kondisi segar. Jenis koro pedang genjah yang bisa dipanen usia 4 bulan jadi pilihan baginya.
“Alternatif koro pedang sebagai sayuran seperti buncis bisa disayur sementara biji yang telah tua bisa menjadi bahan baku pembuatan tempe. Sebagai komoditas pertanian bahan pangan tanaman ini mulai jarang dibudidayakan,” terang Suyatinah saat ditemui Cendana News, Senin (24/5/2021).
Proses budi daya koro pedang sebutnya memakai teknik generatif dengan biji. Biji koro pedang berwarna putih yang tua bisa langsung ditanam dengan sistem tabur benih langsung (tabela).
Media tanam yang disiapkan memakai tanah gembur, pupuk kandang dengan sistem guludan. Pengaturan jarak tanam dilakukan agar satu hamparan bisa ditanami ratusan batang koro pedang.