Skenario PKI Karantina Presiden Soekarno, Penyebaran Komunike, dan Misi Soepardjo
Skenario ini mengalami kegagalan karena pada pagi itu Presiden Soekarno tidak berada di Istana. Pada saat Soepardjo mengalami kebingungan, atas langkah apa yang harus ditempuh setelah gagal menemui Presiden, sesuai rencana semula, Letkol. Inf. Untung menyiarkan Komunike melalui RRI pada pukul 07.15 WIB. Komunike itu juga didengar Presiden Soekarno ketika bersama pengawalnya sedang membahas situasi di rumah Ibu Dewi, di Jalan Gatot Subroto, dan Ibu Haryati di Grogol. Setelah dari Ibu Dewi, rombongan Presiden Soekarno batal menuju Istana karena ada laporan pasukan tidak dikenal sedang berkeliaran di kawasan Monas, sehingga menuju kediaman Ibu Dewi.
Selain memberi petunjuk pelaku pembunuhan para jenderal, Komunike juga mengemukakan akan adanya peristiwa politik berupa pembentukan Dewan Revolusi pada tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa. Menurut isi Komunike, Dewan Revolusi akan melaksanakan “Panca Azimat Revolusi”, ketetapan-ketetapan MPRS dan putusan-putusan DPR GR yang berarti menjadi pemegang kendali baru pemerintahan di Indonesia.
Hal menarik lainnya dari komunike adalah tidak disebutkan informasi keterlibatan Presiden Soekarno dalam rencana pembentukan maupun dalam struktur Dewan Revolusi. Komunike juga menyebutkan jika “Presiden selamat dalam lindungan G30S” yang faktanya sedang berada di rumah Nyonya Haryati (Grogol-Slipi) melakukan analisis situasi bersama pembantu-pembantu terdekatnya. Ketidakakuratan fakta, tidak benar dirinya berada dalam lindungan G30S, dan kejanggalan Komunike terkat masa depan dirinya dalam Dewan Revolusi, sudah barang tentu menjadi pencermatan Presiden Soekarno. Namun suasana kebatinan Presiden pada hari itu lebih didominasi kepanikan para pengawalnya seputar hendak ke mana dirinya akan dibawa.