Minyak Atsiri Jadi Bahan Konservasi Batuan Candi Borobudur
Ia menuturkan teman-teman di Balai Konservasi Borobudur ini sudah memproses untuk mendapatkan hak paten, tetapi demi bangsa dan negara mereka menyerahkan haknya kepada negara untuk mengelolanya.
Ia menyampaikan minyak atsiri ini akan digunakan untuk pemeliharaan dimulai yang ada di bawah Kemendikbud, tetapi tidak menutup kemungkinan situs-situs di bawah penguasaan pemerintah daerah untuk menggunakannya.
“Kalau batuan di luar negeri seperti Angkor Wat, juga punya problem yang sama. Jadi mungkin ini nanti menjadi inovasi yang bisa kita ekspor, bukan mencari duitnya tetapi ini justru untuk memperlihatkan dari Borobudur ini lahir begitu banyak inovasi,” katanya.
Perawatan batuan Candi Borobudur pada saat pemugaran kedua (1973-1983) dan setelah pemugaran menggunakan bahan kimia. Kemudian dalam perkembangannya pada kurang lebih sepuluh tahun terakhir UNESCO merekomendasikan penggunaan bahan-bahan alami untuk perawatan batuan candi.
Hal tersebut kemudian menjadi cambuk bagi Balai Konservasi Borobudur sebagai site manager Warisan Dunia Candi Borobudur untuk melakukan kajian dan pengembangan metode konservasi dengan menggunakan bahan alami seperti minyak atsiri tersebut. (Ant)