Memperbanyak Dzikrullah
OLEH: HASANUDDIN
Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw, “Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalau tidak melihat-Nya, maka Dia yang melihat engkau”. Yang dimakasud “melihat” di sini adalah al-muraqaabah al-ihsaniyati (penglihatan hati yang baik).
Berkata sebagian ahli dzauq (rasa) dari kalangan sufi, qaddasallahu alaih bahwa maqom u’budullah kaannaka taraahu (sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya) adalah maqom orang awam, sedang maqom fain lam takun taraahu fainnahu yaraaka (kalau engkau tidak melihat-Nya, Dia melihat engkau) adalah maqom orang dari kalangan “khawash”, maka cerdaskanlah otakmu dan renungkan, insyaallah engkau akan mendapatnya.
Beliau juga menyampaikan, bahwa dalam melakukan dzikir hendaknya memperbaiki al-zdan (prasangka) karena prasangka ini sangat sering mengacaukan seseorang. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah selalu memperbarui taubat, “sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat, serta mencintai orang-orang yang bersih” (QS. Albaqarah/2: 156).
Tobat adalah sifat mubhalagah (yang sampai) kepada Allah. Tidak ada orang yang melakukan tobat, melainkan Allah pasti terima tobatnya. Karena di sana-sini, kita sering melakukan dosa dan berbagai kesalahan, maka kepada kaum mukminin dianjurkan agar senantiasa melakukan pertobatan dengan mengucapkan “astagfhirullah al adziim, waatubu alaih”.
Demikian penting dzikir kepada Allah ini bagi seorang mukmin, maka sudah seharusnya dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan. Adapun teknis pelaksanaannya, bisa saja ditemukan perbedaan-perbedaan, karena Allah memberi petunjuk-Nya kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.