KLHK: Konservasi Hutan Bagian Upaya Menjaga Kelestarian Lebah
Masyarakat tersebut dapat memanfaatkan lebah sebagai sumber nutrisi dari madunya dan juga bisa menjadikannya sumber pendapatan yang harus sejalan dengan konservasi hutan di sekitar wilayahnya.
Jika ekonomi berbasis lebah tersebut mampu diwujudkan maka lebih dari 9 juta kepala keluarga masyarakat desa hutan dapat meningkatkan pendapatannya.
Wiratno mengatakan program pengembangan lebah dan penyerbuk di masa depan harus diarahkan dan dilakukan dalam kerangka manajemen kolaborasi adaptif yang meliputi kolaborasi antar pihak dua pengelolaan berbasis ekosistem, dan berbasis data spesies dan populasi terkini sehingga seluruh pendekatan baru yang diupayakan untuk keberlanjutan kegiatan yang berbasis kepada kolaborasi di mana mulai terjadi perubahan paradigma terhadap lingkungan sekitar.
KLHK mengharapkan rekomendasi dari lokakarya itu untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati termasuk lebah.
“Saya mendorong kesadaran baru dan lebih luas menjadi satu gerakan bersama yaitu melestarikan polinator kita,” tuturnya.
Dia mengatakan suatu publikasi di China menyebutkan pemakaian pestisida dan pupuk kimia yang sangat tinggi menyebabkan lebah-lebah di sana pergi dari perkebunan apel mereka sehingga mereka rugi puluhan juta dolar AS karena hilangnya lebah, dan polinasi harus dilakukan secara manual.
Adanya perubahan genetika mungkin juga bisa menjadi penyebab berkurangnya populasi lebah.
“Polinator ini bukan hanya untuk kepentingan petani kecil di seluruh Tanah Air karena mempunyai nilai ekonomi luar biasa besar sebenarnya tapi juga untuk kepentingan kesehatan ekologi dan kesehatan manusia secara global,” ujarnya. (Ant)