Wacana Impor Beras tak Pengaruhi Harga Eceran di Jakarta

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Sejumlah pedagang beras di Jakarta, mengaku wacana impor beras sebanyak 1 juta ton tidak berpengaruh pada harga beras di pasaran. Para pedagang beralasan, impor beras itu dilakukan hanya untuk operasi pasar, dan bukan untuk dikeluarkan di saat panen raya.

Arif Rahman Hakim (54), pedagang beras di Pasar Inpres Cijantung, Jakarta Timur, mengatakan, bagi pedagang beras, impor beras itu tidak berdampak signifikan, malah bagus karena bisa menstabilkan harga pasar.

“Impor beras itu kan biasanya untuk operasi pasar, kalau harga beras naik distabilkan oleh pemerintah dengan mengeluarkan beras itu dari gudang Bulog. Jadi, bagi saya mah pedagang beras, impor itu berarti untuk stabilin harga beras,” ujar Arif, saat ditemui di tokonya di Pasar Inpres Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (30/3/2021).

Arif Rahman Hakim (54) memperlihatkan beras yang dijualnya di tokonya di Pasar Inpres Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (30/3/2021). -Foto: Sri Sugiarti

Malahan, kata dia lagi, kalau pemerintah tidak impor beras, ketika persediaan beras habis di pasaran itu berdampak pada kenaikan harga beras yang melambung cepat.

“Tapi kalau ada impor beras, harga teh stabil, pedagang anteng. Kalau nggak ada impor, terus cadangan beras petani kosong,  ya itu harga beras naiknya cepat,” ujarnya.

Saat panen raya sekarang ini, kata dia, harga beras juga tidak terpengaruh, kualitas juga tetap bagus. “Panen raya harga beras stabil, tergantung kualitasnya, jenis Rojo Lele Rp9.000 per liter, Pandan Wangi Rp10.000 per liter,” ujarnya.

Arif mengaku, selama berdagang beras tidak pernah membeli langsung dari petani. Tetapi, membeli di pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur dan di penggilingan beras di daerah Bekasi dan Karawang.

Lihat juga...