‘Tilik Belik’ di Pegunungan Menoreh, Ajak Anak Menghargai Air
Ia menyampaikan di daerah ini air cukup sulit saat musim kemarau, tetapi saat musim hujan air juga tidak begitu terawat.
Melalui kegiatan ini anak-anak diharapkan tahu fungsi atau kegunaan air untuk kehidupan mereka, kemudian mereka juga tahu dari mana asal air yang dipakai untuk kehidupan sehari-hari mereka.
Anak-anak sekarang cenderung tidak tahu air yang diminum itu asalnya dari mana, mereka tahunya air itu dari pipa atau kran. Hal ini cukup memprihatinkan, seharusnya mereka tahu dari mana sumber air tersebut.
“Kalau mereka tidak tahu dari mana sumber air maka mereka juga tidak bisa menghargai air. Paling tidak anak bisa kenal air, fungsi air dan sumber air yang mereka gunakan sehingga nantinya bisa merawat sumber mata air tersebut. Mereka harus bisa menjaga, jangan sampai saat dewasa nanti tidak bisa menghargai air, khususnya sumber mata air,” katanya.
Menurut dia sekarang orang tua mereka sebagian sudah memanfaatkan air dari PDAM/pamsimas sehingga anak semakin tidak tahu kalau dulu sebelum ada pamsimas atau PDAM anak bisa diajak orang tua ke sungai sebagai sumber air.
Oleh karena itu, anak-anak sekarang harus benar-benar mengetahui sumber air untuk kehidupan mereka.
Kegiatan tilik belik, sebenarnya diawali anak-anak untuk melakukan wawancara dengan orang tuanya, untuk menanyakan sumber air di daerah mereka untuk diidentifikasi.
Melalui wawancara tersebut anak juga diharapkan mengetahui cerita sumber air, karena masing-masing belik biasanya mempunyai cerita sendiri-sendiri.
Ia mencontohkan ada salah satu belik yang sumber airnya dari Gunung Beser, gunungnya itu tidak terlalu tinggi tetapi terus mengeluarkan air sehingga seperti beser atau sering kencing.