‘Tilik Belik’ di Pegunungan Menoreh, Ajak Anak Menghargai Air
Belik menjadi salah satu faktor penting untuk kehidupan warga pedesaan. Namun dalam perkembangannya belik ini semakin berkurang debitnya, bahkan ada belik yang mati.
“Hal ini menjadi keprihatinan kami, hal semacam ini mengusik bagi kami di sekolah yang ada di pedesaan. Artinya hal ini tidak bisa dibiarkan,” katanya.
Menurut dia perlu ada cara supaya generasi penerus itu tidak kehilangan tentang belik sebagai sumber air. Jangan sampai kekurangan atau tidak memiliki air meskipun sekarang secara modern sudah ada peralihan air itu diambil dari tempat yang jauh atau diangkat dengan teknologi untuk bisa digunakan, tetapi itu pun tetap diambil dari sumber air.
Oleh karena itu belik harus tetap dirawat, baik belik kecil maupun belik besar yang bisa diakses banyak orang dengan teknologi yang baru.
Supaya anak-anak bisa lebih tahu tentang air, pihaknya menyelenggarakan pembelajaran tematik tentang air disebut ‘tilik belik’ dan hal ini selalu dilakukan dalam menyambut Hari Air se-Dunia.
“Biasanya kami membuat proyek pembelajaran, karena kegiatan ini tidak bisa hanya diselenggarakan dalam 1-2 hari. Kami sebut proyek sehingga dilakukan dalam jangka waktu sepekan hingga dua pekan,” katanya.
Ia menyampaikan pihaknya berpijak pada prinsip bahwa anak adalah subjek belajar. Jadi tidak semata-mata anak kemudian diberi kegiatan tetapi prosesnya anak diajak untuk mencipta kegiatannya maka butuh waktu yang lama.
Setidaknya ada proses dari belajar kemudian perencanaan sampai kemudian aksi bahkan sampai mengolah data.
Tilik belik diawali dengan pemahaman bersama tentang air, gunanya untuk apa, bagaimana kondisi air di sekitar lingkungan dan seterusnya.