‘Tilik Belik’ di Pegunungan Menoreh, Ajak Anak Menghargai Air
“Jadi konteksnya dipahami dan juga masalahnya sehingga mereka tahu melakukan tilik belik ini. Hal ini menjadi bahan diskusi di proses awal, lalu untuk aksi mau melakukan apa ketika tilik belik. Anak-anal punya gagasan membersihkan, mengukur tingkat keasaman untuk mengetahui kualitas air bagus atau tidak, dan volume air supaya kompetensi akademik yang ada di kurikulum bisa masuk,” katanya.
Jadi anak diajak memetakan kegiatannya kemudian guru mendampingi, di sini anak sebagai subjek dan tetap aktif melakukan kegiatan sendiri saat tilik belik, maka mereka dibuat tim kemudian berbagi peran.
Dalam tilik belik kali ini dibagi menjadi dua tim, kebetulan SD Kanisius Kenalan ini di perbatasan wilayah Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan siswanya berasal dari dua daerah tersebut maka ada tim Jawa Tengah dan tim Yogyakarta.
Anak-anak yang melakukan tilik belik ini siswa kelas IV dan V, tim Yogyakarta ada 10 anak dan tim Jawa Tengah ada 13 anak. Masing-masing tim melakukan tilik belik di sekitar lingkungan mereka.
Dalam pelaksanaan tilik belik di masa pandemi ini tetap memperharikan protokol kesehatan dan setiap tim dengan anggota terbatas untuk menghindari kerumunan dengan banyak orang.
“Pembelajaran tentang air, sumber air, gunanya air ini penting dan kebetulan di wilayah kami punya sumber belajar tersebut, maka hal itu harus dikenali, dipelajari, dan dipahami ke depan supaya sumber mata air ini tetap terawat,” katanya.
Guru kelas 5 SD Kanisius Kenalan Agustina Prima Susanti yang mendampingi siswanya melakukan kegiatan tilik belik mengatakan kegiatan ini sesuai tema Hari Air se-Dunia yaitu menghargai air.