Rehabilitasi Terpadu dan Partisipatif Dukung Kelestarian Mangrove
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Rehabilitasi tanaman mangrove di pesisir Lampung dilakukan secara terpadu dan partisipatif. Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung, Lampung, Idi Bantara, S.Hut.,M.Sc., menyebut program rehabilitasi dilakukan terpadu dengan masyarakat dan pemerintah desa. Peran partisipatif juga melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) penyangga.
Idi Bantara mengatakan, rehabilitasi mangrove di wilayah pesisir provinsi Lampung mencapai 500 hektare. Wilayah tersebut membentang dari Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Timur, Lampung Selatan hingga Pesawaran. Rehabilitasi terpadu dilakukan melalui padat karya. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melibatkan partisipasi masyarakat.
“Di kawasan seluas 60 hektare, ditanam sebanyak 300.000 batang. Konsep rehabilitasi dilakukan dengan pola rumpun jenis bakau (Rhozopora Sp) pendukung mangrove jenis api api (Avicennia). Sebanyak 600 rumpun ditanam oleh KTH Setia Dharma III dan aparatur Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang. Adanya program terpadu dan partisipatif, mendukung upaya konservasi mangrove berkelanjutan,” terang Idi Bantara,S.Hut., M.Sc., saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (17/3/2021).

Ia menjelaskan lagi, rehabilitasi dan restorasi pada tapak khusus memakai metode rumpun, sangat efektif karena potensi tumbuh cukup tinggi untuk pelindung daratan oleh gelombang. Secara ekologis, vegetasi mangrove akan menjadi lokasi pemijahan biota laut dan membentuk ekosistem berkelanjutan, sebagai bagian suksesi alam.