Musim Hujan, Petani Lamsel Budi Daya Padi Tahan Rebah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Kelebihan padi varietas Inpari 30 sebut Ngadiyo tidak mudah rusak saat penghujan. Banjir dan genangan air bisa diantisipasi tanaman yang mampu menyimpan energi pada setiap ruas batang.
Bibit yang tergenang air saat banjir bahkan mampu bertahan selama 10 hingga 15 hari. Setelah surut tanaman bisa tumbuh dengan baik dan akan memiliki kekuatan, minim roboh.
“Antisipasi kerugian dilakukan petani dengan pemilihan varietas bibit yang tepat,” bebernya.
Musim rendengan berimbas padi rebah atau roboh diakui Sumardi. Petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut, menanam varietas Ciherang rumpun tinggi.

Ketinggian padi mencapai pundak orang dewasa berimbas potensi roboh saat hujan disertai angin kencang. Bulir padi yang roboh sebutnya sebagian terendam air hujan. Kualitas bulir padi menurun karena terkena air dan lumpur.
“Tanaman padi yang roboh sebagian harus diikat memakai daun kelapa sembari menunggu sepekan lagi panen,” cetusnya.
Penurunan produksi imbas padi rebah sebutnya bisa mencapai 20 persen. Jika satu hamparan bisa diperoleh hasil panen sekitar 3,5 ton ia mengaku hanya bisa mendapat sekitar 2,9 ton.
Hasil panen padi sebutnya memiliki kadar rendaman atau kadar air yang tinggi. Sumardi mengaku akan mengganti varietas padi tahan rebah dan rendaman pada masa tanam berikutnya.
Sumini, petani di Desa Gandri, memilih menanam varietas Inpari 30. Lahan pertanian yang berada di dekat aliran sungai Das Miwang sebutnya berpotensi mengalami genangan saat hujan.