Daun Pisang Tetap Jadi Kemasan Alternatif Makanan Tradisional

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Daun pisang jadi salah satu alternatif kemasan makanan sejumlah kuliner tradisional di Lampung. Hasanah, pembuat kuliner olahan ikan menjadi otak otak, pempek, tekwan di Bakauheni, Lampung Selatan masih memanfaatkan daun pisang kepok.

Kemasan berbahan daun pisang sebutnya mudah didapat, murah, ramah lingkungan karena mudah diurai. Penggunaan daun pisang untuk kemasan otak otak sebut Hasanah memberi sensasi aroma yang lebih lezat. Terlebih daun pisang untuk kemasan otak otak dibakar untuk mematangkan kue berbahan tepung tapioka dan daging ikan.

Daun pisang sebutnya dipesan dari petani yang mengirimkan padanya setiap hari. Kebutuhan daun pisang mencapai lima kilogram per hari digunakan untuk kemasan berbagai jenis makanan tradisional.

Penggunaan daun pisang untuk kemasan alternatif makanan tradisional sebut Hasanah mudah diterapkan. Menyesuaikan bentuk makanan yang akan diolah, daun pisang terlebih dahulu dilayukan. Proses pelayuan daun pisang dilakukan untuk memudahkan pelipatan daun. Adonan kue otak otak akan diletakkan dalam daun lalu disemat memakai lidi sebelum dibakar.

“Saat proses pemanggangan kue otak otak memakai kemasan daun pisang kepok digunakan dua lapisan agar bagian luar daun meski gosong namun bagian dalam tetap basah dan mematangkan adonan otak otak, aroma yang dihasilkan dari proses pemanggangan memakai daun lebih sedap,” terang Hasanah saat ditemui Cendana News, Sabtu (20/3/2021).

Daun pisang sebagai kemasan alternatif makanan tradisional sebut Hasanah ramah lingkungan. Sebab usai digunakan sebagai kemasan daun bisa dengan mudah diurai. Dibanding kemasan plastik daun pisang bisa dengan mudah hancur secara alami. Makanan tradisional yang dikemas dengan daun pisang sebutnya memiliki cita rasa alami. Kuliner yang dihasilkan juga dipastikan bebas dari bahan kimia.

Lihat juga...