24 Tahun Kota Bekasi, Budaya dan Pariwisata Belum Digarap Maksimal
Editor: Koko Triarko
Untuk kawasan cagar budaya, dan baru 8 tempat yang dilestarikan (data 2017), merupakan sebuah capaian yang sangat minim. Dengan jumlah even budaya per tahun hanya berkisar 16 even kegiatan menghasilkan kunjungan wisatawan hanya mencapai 852.353 wisatawan pada 2017, sementara diketahui jumlah penduduk kota Bekasi saja hampir mencapai 3 juta jiwa. Artinya, kunjungan wisatawan lokal sangat kecil hanya sekitar 27 persen, apalagi wisatawan asing.
“Kita semua maklum, kota Bekasi memang tidak memiliki kawasan wisata alam seperti daerah-daerah lainnya, kota Bekasi hanya mengandalkan urban tourism, kawasan pemukiman yang meliputi sektor jasa dan industri,” tukasnya.
Maka, kawasan wisata yang dapat disuguhkan hanya meliputi layanan jasa, kuliner, penginapan, belanja, sementara tempat wisata alam yang ada seperti Curug Parigi, Hutan Bambu, Situ Rawa Gede dan beberapa lainnya belum terkelola maksimal, bahkan lebih terkesan tradisional dan apa adanya.
Barangkali, faktor inilah yang membuat keengganan para wisatawan untuk berlama-lama berwisata di Bekasi dengan kisaran stay paling lama 1 hingga 2 hari saja.
Melihat kenyataan tersebut, Ki Maja mengkritisi dan memberikan beberapa masukan, bisa dianggap solusi dan terobosan untuk menggenjot pendapatan dari sektor pariwisata dan kebudayaan.
Menurutnya, beberapa hal penting yang perlu disegerakan adalah pembenahan sumber daya manusia, bagaimana pun SDM menjadi bagian kunci yang mampu mengelola semuanya.
“Keterbatasan SDM yang cakap dan menguasai pariwisata dan kebudayaan Kota Bekasi sangat sedikit dan perlu pelatihan, pembinaan dan rekrutmen,” paparnya.