Penuhi Kebutuhan Air Bersih, Gunung Kidul Optimalkan Sungai Bawah
GUNUNG KIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengoptimalkan upaya pemanfaatan debit lima sungai bawah tanah di daerahnya, dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan dan pemenuhan air bersih.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharta mengatakan, ada lima sungai bawah tanah yang dimanfaatkan, yakni Bribin, Seropan, Gilap, Baron, dan Ngobaran. Namun, kapasitas yang dimanfaatkan saat ini kurang dari separuh debit air tiap sungai.
Misalnya, Seropan yang memiliki debit antara 750 sampai 950 liter per-detik (l/dt), pemanfaatannya baru mencapai 175,42 l/dt. Kondisi serupa juga terjadi pada empat sungai bawah tanah lain. “Rencananya, PDAM Tirta Handayani akan memanfaatkan debit sungai bawah tanah lebih dioptimalkan lagi, terutama dari Seropan, Baron dan Ngobaran,” tambah Toto Sugiharto.
Gunung Kidul, sebagai kawasan karst atau kapur, memiliki potensi kekurangan air setiap tahunnya. Sehingga, perlu adanya optimalisasi potensi dan pemanfaatan teknologi. Sumber air di wilayah ini juga terbatas di wilayah tengah dan pantai. Sementara keberadaan sungai di bawah tanah di Gunung Kidul belum semua terpetakan. “Kondisi itu membuat biaya operasional jadi tinggi, tapi kapasitas produksi air bersihnya tergolong kecil. Untuk itu, kami akan mengoptimalkan sumber mata air yang sudah ada untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,” katanya.
Anggota Badan Pengawas PDAM Tirta Handayani, Bambang Riyanto mengatakan, untuk memaksimalkan sumber dan mengoptimalkan layanan, perlu ada strategi dan sinergi yang baik dengan berbagai pihak. “Kami berharap ada lebih banyak kerja sama dengan berbagai pihak. Hal itu diperlukan demi memaksimalkan sumber dan mengoptimalkan layanan,” tandasnya. (Ant)