Pandemi, Sukamta Tetap Setia Berjualan Donat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Diungkapkan Bang Ata, dirinya dalam sehari membuat atau mengolah donat sebanyak 50 biji, sedangkan untuk kue bakpao merupakan dagangan temannya yang ikut dititipkan untuk dijajakan juga.
“Kalau bicara dulu, setiap hari pasti habis donat yang saya bawa. Tapi, kalau sekarang, setiap hari pasti ada saja sisanya. Entah itu 5 atau malah pernah sisa 10. Ya kalau sisa segitu, saya kasih ke anak-anak yang lagi pada main di depan rumah,” ucapnya.
Ketika ditanya kenapa tidak menggunakan gerobak, Bang Ata menjawab, dirinya memang sudah terbiasa dengan kotak yang selalu dibawa, dikarenakan itu merupakan ciri khas yang ia pertahankan dalam menjajakan donat.
“Kalau dibilang cukup, melihat kondisi sekarang ini, bisa dibilang penghasilan nggak cukup. Paling tidak bisa-bisanya saya saja dalam membagi uang keuntungan yang didapat. Untuk keperluan keluarga di kampung, untuk modal, dan untuk sehari-hari saya sendiri,” katanya lagi.
Dirinya berharap, agar kondisi pandemi segera berakhir sehingga dirinya dapat kembali berjualan di sekolah. Tidak seperti sekarang yang mau tidak mau harus berkeliling.
Afrizal (37), salah satu pembeli mengatakan, bahwa Bang Ata berjualan sejak dirinya masih belum sekolah dasar. Dirinya setiap harinya pasti membeli donat yang dijajakan Bang Ata. Bukan hanya donat saja, dirinya juga membeli kue bola-bola yang di dalamnya berisi kacang hijau.
“Waktu dulu saya beli masih harga 500 rupiah. Tiap pagi jam 10 saya sudah nunggu duduk di depan teras musala. Yang menjadi ciri khas dari Bang Ata itu, suara serak-serak basahnya ketika menjajakan kue donat,” ucapnya.