Olahan Ikan Menjadi Hal Wajib dalam Setiap Perayaan Imlek
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Olahan ikan simba disajikan menjadi pindang kuah kuning bumbu nanas. Setelah ikan dibersihkan sejumlah bumbu disiapkan berupa kunyit, laos, bawang putih, bawang merah, cabai rawit utuh, daun salam, serai, asam Jawa. Nanas diberikan dengan cara diiris kecil kecil yang akan ditambahkan pada olahan ikan tersebut.
Olahan ikan simba semakin lengkap dengan tambahan sayur sawi pahit. Dalam tradisi Imlek olahan sawi pahit kerap dibuat menjadi Kua Chai Peng yang menjadi pelengkap hidangan.
Ia menyebut menyantap ikan dengan sayur sawi pahit memiliki makna bahwa dalam menjalani tahun yang baru tetap ada hal tidak mengenakkan. Terlebih memasuki tahun baru selalu ada harapan agar semua berjalan dengan baik.
“Tahun baru shio kerbau logam menjadi harapan keberuntungan namun tetap ada kesulitan yang dihadapi,” bebernya.
Chong Bang Yun, salah satu umat Budha menyebutkan, kegiatan makan bersama, berdoa kepada Tuhan dan mendoakan leluhur jadi tradisi saat tahun baru. Tahun baru Imlek menjadi awal untuk menyambut masa yang baru. Sebagai penanda rasa syukur, Imlek sangat istimewa sehingga sejumlah sajian makanan lebih istimewa.
“Karena Covid-19 kami hanya berdoa di vihara lalu pulang dan makan bersama keluarga, tidak bepergian,” ujarnya.
Perayaan tahun baru Imlek 2572 Kongzili sebut Iyok terlihat lebih sederhana. Biasanya tradisi barongsai akan digelar namun tahun ini ditiadakan.
Menyajikan ikan sebutnya jadi salah satu tradisi untuk mendapat keberuntungan. Sejak puluhan tahun silam kawasan Pecinan tersebut tidak mengherankan memakai ikan untuk nama jalan.
Pemakaian nama ikan sebagai nama jalan di antaranya Ikan Kembung, Ikan Tongkol, Ikan Kakap dan ikan lain bisa dimaknai sebagai keberuntungan.