SOLOK — Petani di Tanah Garam, Kota Solok, Sumatera Barat mengaku kesulitan memperoleh pupuk jenis urea bersubsidi guna meningkatkan produksi petani.
Ketua Kelompok Tani Sepakat Saiyo Sakato (S3) Tanah Garam Iswandi di Solok, Sabtu mengatakan saat ini para petani di daerah itu mengeluhkan terkait kebutuhan kelompok taninya berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) akan dibagikan 20 ton, namun jatah yang diterima hanya dua ton saja.
“Hal seperti ini tentu tidak akan mencukupi, tentu kami akan mencarikan sisa kebutuhan pupuk di luar kelompok. Kalau boleh kami megusulkan ada baiknya kami dari kelompok bisa melakukan penebusan langsung ke distributor,” ucapnya.
Ia juga mengeluhkan kenaikan harga pupuk subsidi yang cukup tinggi. Sealin itu, menurutnya prosedur penyerahan pupuk yang harus ke pengecer dulu membuat harga pupuk semakin naik. Ia juga mempertanyakan terkait harga pupuk yang setiap musim tanam pertama, kedua, dan ketiga berbeda-beda.
“Jadwal penebusan pupuk sering kali terjadi setelah habis masa tanam dan tidak menggunakan pupuk lagi, sebaiknya proses penebusan dilakukan pada saat satu bulan menjelang musim tanam saja,” kata dia.
Menyikapi keluhan masyarakat tersebut, komisi III DPRD Kota Solok megadakan rapat kerja bersama mitra kerja komisi diantaranya Dinas Pertanian, Bagian Perekonomian, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), pengecer, distributor serta beberapa gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Solok Rusnaldi mengatakan kelangkaan pupuk di Kota Solok tentu akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Menurutnya pupuk merupakan kebutuhan yang penting bagi petani.