Investasi Global untuk Infrastruktur Masih Relatif Kecil

Editor: Mahadeva

Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto, dalam diskusi online tentang investasi di Jakarta, Sabtu (6/2/2021) – Foto Sri Sugiarti

JAKARTA – Instutite for Development of Economics and Finance (INDEF) berharap, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dapat peningkatan nilai investasi global untuk infrastuktur di Indonesia. Hal itu dikarenakan, nilai investasi di bidang infrastruktur disebut-sebut masih relatif kecil.

Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto mengatakan, dalam upaya peningkatan investasi asing untuk membiayai proyek strategis nasional, pemerintah harus melihat preferensi investor global dalam menyalurkan investasinya.

Dikhawatirkannya, proyek strategis yang ditawarkan pemerintah hanya bersifat politis, tidak ada pertemuan antara investor dan pemerintah. “Yang dikhawatirkan, proyek strategis secara politik, tetapi bukan secara hitungan ekonomi,” ujar Eko, pada diskusi online tentang investasi global di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).

Dalam menjaring investasi global untuk proyek strategis, pemerintah telah membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI), yang diberi nama Indonesia Investment Authority (INA). Pembentukannya sebagai amanat Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Adapun investasi asing atau Foreign Direct Investmen (FDI) yang masuk melalui Sovereign Wealth Funds (SWF), akan digunakan pemerintah untuk membiayai proyek strategis nasional, seperti pembangunan infrastruktur.

Berdasarkan survei, yang dilakukan the International Forum for Sovereign Wealth Funds (IFSWF), di tiga tahun terakhir investor SWF global cenderung memilih investasi ke sektor teknologi dan telekomunikasi. “Investasi di sektor ini, mencapai 105,6 persen pada 2017-2019. Sedangkan untuk infrastruktur tumbuh di angka 7,1 persen,” tuturnya.

Lihat juga...