Minat Baca Masyarakat Harus Ditunjang Jumlah Buku Bacaan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Minat baca masyarakat Indonesia yang tinggi harus ditunjang dengan jumlah buku bacaan yang memadai. Di sinilah peran perpustakaan sebagai simbol ilmu pengetahuan sangat diperlukan.
Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengungkapkan, bahwa minat baca masyarakat Indonesia tidak rendah. Hanya saja memang minat membaca yang tinggi tersebut tidak sesuai dengan jumlah buku bacaan.
Hal ini menurutnya, dapat terlihat dari animo masyarakat, khususnya anak-anak di daerah yang sangat tinggi untuk mendapatkan buku bacaan yang akan dibacanya.
Dia mencontohkan, Kuda Pustaka di Gunung Slamet masih sangat difavoritkan anak-anak di daerah. Begitu juga dengan Perahu Pustaka di Mandar dan Becak Pustaka.
Selain itu, tambah dia, Angkot Pustaka di Bandung, Jawa Barat, dan Sapi Pustaka di Lampung, serta perpustakaan keliling selalu diburu oleh anak-anak, manakala ragam buku bacaan dengan transportasinya itu menghampiri mereka.
“Ini menggambarkan betapa anak-anak Indonesia mencari buku bacaan yang baru, bervariasi, dan tidak mahal untuk menimba pengetahuan,” ujar Syarif, pada webinar tentang pentingnya perpustakaan di Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Di tengah era digital dan kemajuan teknologi informasi, menurutnya, kehadiran perpustakaan masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Karena perpustakaan merupakaan simbol peradaban yang mengoleksi seluruh informasi dan ilmu pengetahuan, berupa karya cetak dan digital bangsa.
Ada pun jelas dia, kebanggaan bertugas di perpustakaan adalah dapat membagikan ilmu kepada masyarakat pada setiap hari. Bahkan dapat memberikan pesan kebaikan, dan tidak ada satu orang pun di negara mana pun yang tidak membutuhkan perpustakaan.