La Nina Moderate Berdampak Positif Bagi Nelayan Indonesia

Editor: Koko Triarko

Secara teoritik, dampak umum maksimum dari La Nina tingkat Moderat bakal berlangsung pada September hingga November 2020, adalah peningkatan suhu permukaan air di wilayah perairan barat Samudra Pasifik.

“Sehingga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Repubulik Indonesia (WPPNRI) yang paling meningkat suhu permukaan lautnya adalah WPPNRI 717, yang mencakup wilayah perairan laut Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik Barat di utara Papua, dan WPPNRI 716 yang mencakup wilayah perairan Laut Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera,” ucapnya.

Wilayah perairan laut lainnya dimungkinkan pula akan terdampak telekoneksi dari La Nina selama September hingga November 2020 ini, mengingat adanya aliran massa air laut dari Samudra Pasifik yang mengalir menuju Samudra Hindia melalui perairan internal Indonesia.

“Aliran massa air itu disebut sebagai Arus Lintas Indonesia (Arlindo), yang akan membawa massa air bersuhu hangat hingga panas, dan menyebarkannya ke wilayah laut internal seperti Selat Makassar hingga Laut Flores yang masuk dalam WPPNRI 713, kemudian ada yang memasuki Laut Jawa atau WPPNRI 712, wilayah Laut Banda atau WPPNRI 714, serta Laut Timor dan laut selatan Jawa Bali yang masuk ke WPPNRI 573,” ujarnya.

Pada kejadian La nina selama September hingga November 2020, angin dari timur/tenggara akan sangat kuat mendorong lapisan massa air permukaan yang hangat atau panas, dan lapisan termokin di perairan laut menjadi makin dalam dari biasanya.

“Hal ini memungkinkan kondisi suhu air yang nyaman bagi ikan semakin turun ke lapisan yang lebih dalam. Manakala nelayan tidak beradaptasi dengan tidak memperpanjang tali pancing atau tali jaring, maka kecil kemungkinannya alat tangkap nelayan tersebut akan meraih ke habitat ikan,” urainya.

Lihat juga...