Cintai Budaya, Keluarga ini Lestarikan Batik Gedog Tuban
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
TUBAN — Meski sempat vakum beberapa tahun lamanya, Umi Kurniawati bersama putrinya Abrian Octa Ismaya, warga desa Jarorejo, kecamatan Kerek, kabupaten Tuban, akhirnya memutuskan untuk kembali menekuni usaha Kurnia Batik yang selama ini mengusung batik Gedog khas kabupaten Tuban.
Umi Kurniawati menceritakan, usaha Kurnia Batik sendiri sebenarnya sudah ada sejak 2008, tapi kemudian sempat vakum dan baru kembali dijalankan sekitar tahun 2013 sampai dengan sekarang.
“Sekarang kita sudah mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sejak 4 tahun lalu,” akunya kepada Cendana News saat ditemui di Galeri Kurnia Batik jalan raya Kerek.
Dijelaskan Umi, di Tuban sendiri sebenarnya ada dua jenis batik yakni batik tulis Tuban dan batik Gedog. Seperti batik pada umumnya, batik tulis Tuban dibuat dengan melalui beberapa proses, mulai dari pembuatan motif, mencanting, pemberian isian, nembok, pewarnaan, hingga nglorod atau proses peluruhan malam.
“Batik tulis Tuban ini biasanya menggunakan kain katun super atau katun juantiu,” sebutnya.
Sedangkan batik Gedog khas Tuban membutuhkan proses yang lebih panjang sebelum di batik, karena yang digunakan berupa kain tenun yang diproses secara manual.
“Jadi kalau batik Gedok itu kain yang digunakan adalah kain tenun yang berasal dari kapas yang dipintal menjadi benang. Setelah itu baru ditenun menggunakan alat tradisional untuk selanjutnya diberikan motif batik khas Tuban,” terangnya.
Nama batik Gedog sendiri, dikatakan Umi, sebenarnya diambil dari suara alat yang digunakan pada saat menenun kain.
“Jadi saat benang-benang itu di tenun menjadi kain menggunakan alat tradisional, terdengar suara dog… dog., Dari situlah kemudian batik khas Tuban ini disebut batik Gedog,” terangnya.