Budidaya Kelapa Jadi Ladang Uang Petani Lamsel
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Tanaman kelapa atau dikenal dengan nama ilmiahnya Cocos Nucifera masih jadi komoditas pertanian primadona. Pohon ini bisa tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi.
Usman, pemilik tanaman kelapa menyebut, ia menanam ratusan pohon kelapa di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan sebagian telah dipanen. Jenis tanaman kelapa dalam, kelapa hibdrida dan kelapa genjah dibudidayakan tumpang sari.
Penanaman pohon kelapa sistem tumpang sari pada lahan tanaman jagung membuatnya bisa melakukan panen secara berkala. Proses pemanenan kelapa dilakukan saat muda sebagian dalam kondisi tua. Sebagian tanaman disewakan untuk bahan pembuatan gula merah.
Pemanfaatan pohon kelapa untuk sumber bahan gula merah dilakukan saat pohon masih pendek. Jenis kelapa dalam setinggi empat meter sudah bisa dideres untuk pembuatan gula. Setelah disewakan selama setahun tanaman kelapa akan ditunggu hingga berbuah. Hasil panen kelapa muda bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari hari.
“Menanam kelapa jenis yang cepat berbuah mulai dikembangkan petani terutama jenis genjah, hibrida karena kebutuhan akan buah kelapa cukup banyak dari yang muda hingga tua, sebagian tanaman kelapa bahkan bisa dimanfaatkan untuk diambil bagian lidi serta daun yang muda atau janur untuk acara adat dan keagamaan,” terang Usman saat ditemui Cendana News, Senin (14/12/2020).
Budidaya tanaman kelapa sebut Usman semakin memberi keuntungan saat permintaan kelapa muda meningkat. Proses pemanenan kelapa muda bisa dilakukan olehnya setiap setengah bulan secara bertahap. Setiap pohon kelapa bisa menghasilkan rata rata puluhan butir. Dijual seharga Rp3.000 per butir pada level petani ia bisa mendapat hasil jutaan rupiah sekali panen.