Umbi Garut, Cadangan Pangan Warga Lamsel di Kala Paceklik
Editor: Koko Triarko
Pengolahan garut yang tepat, sebutnya, berpotensi menjadi alternatif bahan pangan yang awet disimpan. Proses pengolahan dilakukan dengan pembersihan bagian kulit. Usai dicuci bersih dari tanah, umbi garut terlihat putih bersih. Perebusan umbi garut yang kerap dipanen rata-rata 5 hingga 20 kilogram bertujuan untuk mematangkan umbi.
“Perebusan bisa ditaburi garam untuk menciptakan rasa gurih, setelah direbus umbi garut akan memiliki tekstur kenyal dan mengembang,” ujarnya.
Sejatinya, usai direbus umbi garut langsung bisa disantap. Tekstur lembut seperti umbi pada umumnya membuat bahan makanan itu bisa menjadi camilan. Kenyal dan lembut umbi garut menjadi alternatif makanan bagi penderita magh dan gangguan pencernaan. Sebab, garut memiliki kandungan aci yang berfungsi untuk menjaga kondisi lambung dan usus. Selain mengenyangkan, memakan garut kerap menjadi terapi untuk masalah kesehatan lambung.
Sebagian umbi yang telah direbus, selanjutnya akan dijemur untuk proses pengawetan. Ia memilih membuat manggleng dengan tujuan agar bisa disimpan dalam kondisi kering dalam jangka panjang. Tanpa dikupas bagian kulit, umbi garut yang telah direbus akan dipipihkan. Bentuknya menyerupai ikan asin yang gepeng. Setelah dijemur selama dua hari, manggleng garut bisa digoreng.
“Manggleng goreng dari garut bisa ditambah perasa makanan gurih dan pedas persis seperti pembuatan keripik, jadi camilan saat menonton televisi,”bebernya.
Sang anak, Lisdaryanti, memilih mengolah umbi garut menjadi tepung aci. Garut yang telah dibersihkan selanjutnya akan diparut memakai parutan kelapa. Serat kulit dan umbi akan diperas memakai saringan tahu.