Penerapan KBM Daring Pengaruhi Usaha Perlengkapan Sekolah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Selama masa pandemi Covid-19 atau Corona, penerapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sekolah dilakukan dalam jaringan (daring). Imbas penerapan pendidikan berbasis daring ikut mempengaruhi sektor lain yang berkaitan dengan keperluan siswa sekolah. Selain menguntungkan, sebagian pelaku usaha mengalami kerugian selama pandemi Covid-19.
Asmi, salah satunya, pedagang peralatan sekolah di pasar tradisional Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan mengaku dilematis. Sebelum Covid-19 ia telah membeli stok barang dalam jumlah banyak. Stok seragam sekolah dari TK hingga SMA, sepatu dan tas. Namun badai pandemi Covid-19 berimbas siswa sekolah belajar dari rumah, belajar tatap muka ditiadakan.
Masuk tahun ajaran baru 2020/2021 Asmi menyebut, stok ratusan stel seragam tidak terjual. Meski terjual namun ia menyebut tidak sebanyak tahun ajaran sebelumnya. Hampir selama lebih dari enam bulan kegiatan belajar daring mempengaruhi usahanya. Beruntung sebagian barang dagangan bisa disimpan dalam kondisi baik.
“Dampaknya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh siswa tidak berangkat ke sekolah jadi kebutuhan seragam terbatas, nanti saat pandemi berakhir semoga penjualan perlengkapan sekolah akan kembali normal,” terang Asmi saat ditemui Cendana News, Kamis (5/11/2020).
Kondisi yang sama dialami Boby, pedagang perlengkapan sekolah di pasar yang sama. Menjual buku, penghapus, penggaris, bolpoin dan sejumlah peralatan lain ia menyebut, pendapatan anjlok 50 persen. Sebelum pandemi Covid-19 ia menyebut, bisa menjual ratusan item perlengkapan sekolah. Kini sebagian perlengkapan sekolah tidak terjual.